Dugaan SPJ Mark up Dana BOS dan Pungli, Kepala Sekolah SDN Kemayoran 1 Bungkam Saat Dikonfirmasi
2 min read
BANGKALAN | Kabarmetronews.com – Dugaan Mark up laporan pertanggungjawaban dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dugaan pungutan liar (pungli) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kemayoran 1, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur yang diduga dilakukan oleh Kepala Sekolah setempat melalui Komite Sekolah. Dimana, dugaan komersialisasi yang ditenggarai kerjasama dengan oknum EO.
Pasalnya, setiap orang tua murid perbulannya dimintai sejumlah uang melalui paguyuban untuk pemeliharaan dan perbaikan sekolah.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh orang tua siswa yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa di SDN Kemayoran 1 setiap orang tua dimintai uang kas untuk perbaikan sekolah.
“Iya mas, kami orang tua siswa setiap bulannya dimintai uang kas sebesar Rp 20.000 untuk perbaikan/pemeliharaan peralatan kelas dan honor Satpam diatasnamakan paguyuban. Seyogyanya seluruhnya sudah terkaver oleh Dana BOS dan BPOP dan kami juga menduga ada komersialisasi pendidikan berupa jual beli seragam,” katanya, Minggu (05/02/2023).
Sementara itu, menurut Lembaga Komunitas Pengawas Korupsi (L KPK), H Suja’i selaku Mawil Madura mengungkapkan, bila di SDN Kemayoran 1 banyak dugaan korupsi dan pungli yang mengatasnamakan Komite dan paguyuban.
“Kami menduga ada komersialisasi pendidikan yang ditenggarai kerjasama dengan oknum EO, dalam waktu dekat kami akan meminta permohonan dokumen salinan RKAS beserta salinan SPJ dan salinan SPJ seluruh korwil se–kabupaten Bangkalan,” ujar Suja’i menegaskan pada media ini.
Dilain pihak saat awak media konfirmasi mendatangi SDN Kemayoran 1 ditemui salah satu Satpam mengatakan bila Kepala Sekolah Kepala Sekolah tidak ada ditempat.
“Maaf pak, Kepala Sekolah tidak ada, beliau ada kegiatan di Bancaran,” ujarnya, Senin (06/02/2023) pagi.
Sedangkan saat dikonfirmasi melalui chat WhatsApp dan telpon Kepala Sekolah SDN Kemayoran 1 Hj. Eka Nurhayati, M. Pd tidak memberi tanggapan, diduga yang bersangkutan menghindar. Hingga berita ditayangkan/dipublikasi dari Kepala Sekolah setempat tidak memberi keterangan/klarifikasi. (@red).
