Begini Hukum Islam Menurut Buya Yahya Tentang Valentine Day

Bangkalan | Kabarmetronews.com – Tanggal 14 Februari selalu diperingati sebagai Hari Kasih Sayang sedunia atau Valentine Day. Di negara barat, orang-orang memperingati Hari Kasih Sayang dengan beragam aktivitas, Rabu (12/02/2025).
Ada yang memberikan sekuntum bunga bagi pasangan, ada juga yang kemudian memberikan cokelat pada kekasih.
Di Indonesia ada juga yang merayakannya. Bahkan, kalangan pelajar hingga mahasiswa seringkali terdengar ikut merayakan Hari Kasih Sayang ini. Meski demikian, nyatanya Hari Kasih Sayang ini sangat bertentangan dengan Islam.
Prof. KH.Yahya Zainul Ma’arif, Lc., M.A., Ph.D, pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon pernah menjelaskan tentang masalah ini.
Ulama yang dikenal dengan panggilan Buya Yahya ini pernah menjelaskan tentang Hukum Islam mengenai Hari Kasih Sayang tersebut.
Bahkan, Buya Yahya sempat menyinggung soal kekafiran dalam masalah ini. Sebab, Buya Yahya menegaskan, bahwa Islam tidak pernah mengajarkan tentang adanya Hari Kasih Sayang.
Kapan saja sebenarnya bisa mengungkapkan rasa kasih sayang kepada sesama manusia. Bagi siapa saja yang melakukan sebuah kegiatan yang tak pernah diajarkan Rasulullah, maka bisa-bisa terjerumus dalam kekafiran.
Buya Yahya menerangkan, Valentine Day adalah bukan budaya orang beriman, di mana dalam perayaannya mengagungkan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan Islam.
“Maka mengagungkan seorang tokoh yang tidak pernah kenal Nabi Muhammad SAW, tokoh kafir, kalau diceritakan asal-usul mengenai Valentine Day semuanya mengarah pada kekafiran,” jelas Buya Yahya dilansir dari Banjarmasinpost.co.id dari kanal Youtube Al-Bahjah TV.
Jikalau umat muslim yang beriman akan berhati-hati tidak akan ikut atau terjerumus dalam perayaan Valentine Day.
Meskipun awalnya hanya ingin ikut-ikutan saja, Buya Yahya mengingatkan pentingnya kewaspadaan diri, sebab bermula dari ikut-ikutan dan mendekatkan diri dengan orang-orang kafir, maka bisa jadi diam-diam juga akan menjadi kafir.
Kendati demikian, orang-orang yang merayakan Valentine Day bukan berarti langsung kafir, namun sebab mendekat kepada kekafiran boleh jadi suatu saat akan terbawa arus.
“Akan tetapi mengagungkan syiarnya orang kafir, perlahan menggeser nilai-nilai keimanan dan keislaman, dan bisa saja tiba-tiba futur bahkan tidak beriman,” ucap Buya Yahya.
Apabila umat Islam menyadari keimanan penting dan kekafiran mengerikan maka akan menjauhi perayaan Valentine Day.
“Selain mengagungkan syiar non Islam dan tokoh kafir, hal-hal yang dilakukan pada hari Valentine umumnya menjurus melegalkan perzinahan,” terang Buya Yahya.
Tak hanya itu, bentuk-bentuk kemaksiatan lainnya juga bisa saja terjadi pada hari Valentine kepada para perkumpulan atau sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara.
Buya Yahya pun mengimbau kepada para orangtua agar dapat membentengi anak-anaknya dari terjerumus perayaan Valentine Day.
Sebab apabila mengikut acara Valentine Day lalu bangga dengan acara itu, maka dikhawatirkan kebanggaannya tidak lagi pada Agama Islam.
“Dikhawatirkan apabila nyawa dicabut saat itu, maka akan dijebloskan ke neraka jahannam, sebab hatinya munafik dan ada kafir tersembunyi dalam dirinya, meskipun sebelumnya mengerjakan ibadah misalnya sholat,” ujar Buya Yahya.
Buya Yahya menambahkan kasih sayang yang sesungguhnya adalah kasih sayang yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, mulai dari berkasih sayang di medan perang hingga kasih sayang dengan hewan. (@red).