LSM LIPI Soroti Workshop 22 Puskesmas Habiskan Anggaran 440 Juta
Bangkalan | Kabarmetronews.com – Kumpulan pemuda Bangkalan yang tergabung dalam Lembaga Informasi Publik Independen (LIPI) menggelar Audensi diskusi publik di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan.
Dalam Audensi tersebut Ridho’i Nababan selaku ketua LSM LIPI mengungkapkan keprihatinan terkait kegiatan workshop yang dilaksanakan oleh 22 Puskesmas yang digelar di kota Bandung, yang menghabiskan anggaran mencapai 440 juta rupiah.
Meskipun tujuan dari workshop ini adalah untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, LIPI meminta transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana publik tersebut.
Dalam penyampaiannya Ridho’i Nababan menekankan pentingnya evaluasi terhadap efektivitas kegiatan workshop ini.
“Kami perlu memastikan bahwa anggaran yang dialokasikan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat dan tidak hanya menjadi ajang pemborosan,” ungkap Ridho’i, Jum’at (31/01/2025).
Workshop yang diadakan mencakup pelatihan berbagai aspek kesehatan, namun LIPI menyoroti perlunya monitoring yang lebih ketat untuk memastikan bahwa hasil dari pelatihan tersebut dapat diterapkan di lapangan. Mereka juga mengusulkan agar laporan hasil kegiatan dipublikasikan agar masyarakat dapat menilai dampaknya.
“Yang menjadi tanda tanya besar bagi kami,kenapa kok kegiatan workshop ini diadakan secara serentak sebanyak 22 Puskesmas diwaktu yang sama materinya pun sama sehingga kami menduga kegiatan ini ada yang menginisiatori dan mengkoordinir,” ujarnya.
Selain itu Ridho’i mempertanyakan efisiensi lokasi kegiatan workshop 22 Puskemas tersebut, “Apa yang menjadi acuan Dinkes dan Puskesmas ini sehingga harus mengadakan workshop di Bandung, Apakah di Jawa Timur ini tidak ada yang lebih baik dari Bangkalan, atau jangan-jangan karena dekat rumah pak PJ,” tanya Ridho’i
Yang menjadi analisa dasar LIPI menyoroti kegiatan workshop 22 Puskesmas ini menurut Ridho’i dalam Rundown kegiatan empat hari tiga malam tersebut hanya dua jam dalam pelaksanaan materinya, selebihnya hanya rekreasi wisata.
“Setelah saya lihat datanya dalam Rundown empat hari tiga malam tersebut hanya dua jam saja penyampaian materinya, lebih banyak rekreasi wisatanya,” imbuhnya.
Tidak hanya itu saja, LIPI juga telah melakukan pengecekan terhadap keberadaan CV. NCATOUR, perusahaan travel yang terlibat dalam acara tersebut. Alamat yang dicantumkan ternyata fiktif.
“Setelah kami melakukan penelusuran, diketahui bahwa alamat yang tertera pada kop surat CV. NCATOUR tidak ada di Bangkalan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kredibilitas dan transparansi dari penyelenggara acara,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan Nur Khotibah menjelaskan bahwa kegiatan workshop tersebut terdapat tiga lokasi penawaran dari pihak ketiga.
“Terkait Workshop memang kami ada beberapa penawaran dari pihak ketiga diantaranya,di Kota Malang, Jogjakarta dan Bandung, sehingga kami bersama Puskesmas sepakat untuk mengadakan workshop tersebut di Kota Bandung,” ungkap Nur Khotibah dalam penyampaiannya.
Nur Khotibah menyebutkan sumber anggarannya dari perjalanan Dinas masing-masing Puskesmas se-Kabupaten Bangkalan.
“Lima orang dari masing-masing Puskesmas yang mengikuti kegiatan workshop di Bandung dan delapan orang dari Dinas Kesehatan, anggarannya 20 juta rupiah dari perjalanan Dinas 22 Puskesmas se-Kabupaten Bangkalan,” ujarnya.
Selain itu pihaknya berkomitmen untuk mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran dan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kegiatan tersebut.
“Terimakasih atas kritikan dan masukan dari teman-teman LIPI, hal ini akan menjadi evaluasi bagi kami terhadap kegiatan-kegiatan yang akan kami laksanakan kedepannya,” pungkasnya.
Dengan sorotan dari LIPI, diharapkan semua pihak dapat lebih perhatian terhadap penggunaan anggaran negara demi kepentingan masyarakat.
Penulis : Aris
Editor : Redaksi