‘Jumat Curhat’ Polres Malang Tampung Aspirasi Keluarga Korban Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen
MALANG | Kabarmetronews.com – Kepolisian Resor Malang, Polda Jatim, kembali melaksanakan program Jumat Curhat guna mendengar, menanggapi, dan mencari solusi setiap permasalahan masyarakat yang disampaikan. Termasuk kepada korban dan keluarga korban dalam peristiwa Kanjuruhan.
Jumat Curhat kali ini, Polres Malang berkesempatan tatap muka dengan Dewi Nawang Wulan (40), ibu dari Devito (16), warga Perumahan Sawunggaling Indah, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Devito merupakan salah satu korban tragedi Kanjuruhan yang menderita luka pada jari tangannya. Dia mengaku hingga kini masih mengalami trauma jika mendengar berita terkait Kanjuruhan.
Hal itu disampaikan oleh Dewi yang sempat hadir dalam kegiatan Jumat Curhat Polres Malang, yang dilaksanakan di kios pelataran Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jumat (20/1/2023).
“Pak Kapolres, saya hanya meminta bantuan, barangkali ada tim trauma healing yang datang ke rumah untuk membantu anak saya, dari trauma akibat peristiwa kanjuruhan,” ungkap Dewi.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana menanggapi masukan tersebut dengan menyampaikan bahwa Tim Trauma Healing Polres Malang akan segera datang ke rumah Devino untuk membantu penanganan trauma yang dialaminya.
Selain keluarga korban kanjuruhan, hadir dalam kesempatan tersebut yaitu komunitas pedagang, petugas kebersihan, juru parkir, pengelola kios, hingga pengusaha permainan anak-anak.
Kapolres Malang AKBP Putu menyampaikan, Jumat Curhat merupakan program Kapolri dalam rangka menerima kritik, saran dan masukan untuk kepolisian, terutama Polres Malang. Program ini juga digelar untuk mendengar, mencatat, dan mencari solusi setiap permasalahan di wilayah.
“Kehadiran kami disini ingin menampung dan mencari solusi tentang hal-hal yang selama ini perlu kita carikan solusi,” kata AKBP Putu di kios luar Stadion Kanjuruhan, Jumat (20/1).
Tak ingin melewatkan kesempatan, sejumlah perwakilan pedagang yang hadir langsung memanfaatkan momen itu untuk memberikan beberapa pertanyaan dan masukan dari wilayahnya.
Salah satu perwakilan pedagang, Awang (50) asal Kepanjen, menyampaikan bahwa kondisi perekonomian di seputaran Stadion Kanjuruhan pasca tragedi Kanjuruhan sangat sepi. Dia bersama pegiat usaha yang lain mengaku mengalami penurunan pendapatan secara drastis.
“Mohon dibantu mencarikan solusi untuk membangkitkan perekonomian di seputaran Stadion Kanjuruhan,” ucapnya.
Senada dengan Awang, Oskar (55) perwakilan PKL Stadion Kanjuruhan, mengatakan bahwa saat ini sedang marak balap liar di jalanan sekitar Stadion Kanjuruhan yang sangat mengganggu aktifitas warga. Bahkan situasi malam minggu yang notabene hari paling ditunggu untuk berjualan, juga masih dipergunakan untuk balap liar.
Oskar menambahkan, selain pedagang, banyak pengguna jalan yang resah Karena selain membahayakan orang lain. Sejumlah remaja yang menonton balap liar juga kerap menutup akses keluar masuk stadion.
“Sehingga menghambat aktivitas pedagang maupun pengunjung, mohon bisa ditertibkan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, AKBP Putu menjelaskan bahwa pihaknya akan memberikan ijin khusus kepada komunitas maupun warga yang ingin menyelenggarakan kegiatan di seputaran stadion Kanjuruhan. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya agar perekonomian pedagang di seputaran stadion Kanjuruhan bisa naik kembali.
“Kami juga mendukung hal tersebut, semoga masyarakat nanti bisa main kembali ke kanjuruhan untuk refreshing, jalan-jalan ataupun belanja,” ucapnya.
Terkait balap liar, Kapolres menyampaikan bahwa pihaknya melalui Satuan Lalu lintas (Satlantas) telah melakukan penindakan terhadap pelaku balap liar di sejumlah lokasi di Kabupaten Malang, diantaranya di jalur poros Lawang dan Jalibar Kepanjen.
Perwira menengah dengan dua melati di pundak itu juga berjanji, akan meningkatkan patroli kepolisian dan razia guna mengantisipasi kegiatan yang berpotensi balap liar maupun kegiatan gangguan ketertiban lainnya di wilayahnya.
“Mulai minggu ini akan kami turunkan tim gabungan bersama TNI, utuk melakukan penindakan terhadap balap liar di seputar Stadion Kanjuruhan,” tandasnya.
Lebih lanjut dalam Jumat Curhat, Bayu Aji (45) perwakilan PKL asal Kepanjen menyampaikan, sebagai upaya untuk menarik pengunjung pihaknya bersama pegiat ekonomi kecil lainnya berharap agar ada penambahan ijin waktu ketika berjualan di seputaran wilayah stadion.
“Mohon agar ada penambahan waktu bagi kami untuk berjualan,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, AKBP Putu mengatakan bahwa pihaknya bersama Camat Kepanjen, Rahmad Ihwanul Muslimin, sepakat untuk memberikan kelonggaran bagi para pedagang untuk menambah waktu berjualan hingga pukul 24.00 WIB.
“Monggo, silahkan bagi teman-teman PKL yang akan menambah waktu berjualan,” ujarnya.
Suasana dialog pagi itu berjalan dengan atraktif dan menarik. Semua yang hadir cukup antusias menyimak paparan dan penjelasan dari Muspika dan pihak kepolisian.
Banyak hal-hal yang menjadi permasalahan perwakilan pedagang dan pelaku usaha kecil ditanggapi dan didiskusikan bersama secara hangat untuk mencari solusi terbaik.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolres juga menyampaikan pihaknya bersama pemerintah Kabupaten Malang dan TNI terus berupaya melakukan penanganan tragedi Kanjuruhan termasuk dalam upaya-upaya pemulihan keluarga korban.
“Kami terus bergerak melakukan pendampingan terkait penanganan korban tragedi Kanjuruhan, baik kepada korban yang luka maupun trauma healing kepada keluarganya,” imbuhnya.
Mengakhiri kegiatan tersebut, Kapolres menitipkan pesan kamtibmas kepada masyarakat. Pihaknya berharap masukan dari seluruh elemen masyarakat agar kepolisian bisa berbenah dan memperbaiki diri.
“Bohong kalau ada yang bilang polisi bisa bekerja sendiri,” pungkasnya. (@red/HMS).