November 24, 2024

kabarmetronews.com

Selalu Ada & Terpercaya

Fauzi : Pemkot dan Forkompicam Genteng Harus Tegas Pada PKL Jualan Masuk dalam Gang

Surabaya | Kabarmetronews.com – Sebanyak 25 pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pinggir Jalan Raya Kapasari, Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng, Surabaya direlokasi ke lapak yang telah disiapkan pemerintah kota setempat. Hal ini untuk mengantisipasi kemacetan yang kerap kali terjadi jam-jam ramai seperti pagi dan sore hari di jalur tersebut.

Namun, sangat disayangkan para PKL yang direlokasi di Jalan Raya Gembong Tebasan tidak ada yang mau menempati. Hingga hanya beberapa PKL yang mau menempati.

Padahal sebelum direlokasi pihak Pemkot serta Forkopimcam (Forum Pimpinan Kecamatan) Genteng mendata para PKL dan mengundi, itu dilakukan untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya rebutan tempat.

Menurut, Fauzi selaku Koordinator Lapangan (Korlap) mengungkapkan, seharusnya Pemkot Surabaya jangan hanya bisa merelokasi saja, tapi juga memikirkan bagaimana caranya bisa ramai.

“Pemkot dan Kecamatan harus pikirkan bagaimana caranya PKL yang direlokasi disini (Gembong Tebasan) bisa ramai pengunjung seperti di Kapasari dan dan pihak Kelurahan seharusnya kerjasama dengan RT/RW setempat memberi surat himbauan pada PKL yang jualan di gang-gang,” ungkapnya, Sabtu (08/10/2022) malam.

Selain itu Fauzi menjelaskan bahwa PKL hingga kini yang menempati hanya penjual makan dan minuman saja. Ia juga dalam waktu dekat akan mengumpulkan para PKL dan pihak terkait untuk duduk bersama (rembuk).

“Nanti saat ada rembuk bareng, saya akan tegaskan kepada para PKL untuk segera menempati tempat yang sudah ditentukan (sesuai nomor undian) atau kesepakatan bersama,” jelas Fauzi menegaskan pada media ini.

Lebih lanjut dirinya akan secara tegas memberi peringatan dan akan memberi masa tenggang (estimasi) pada para PKL untuk segera pindah yang sudah ditentukan. Padahal, di Kapasari masih ada para PKL yang jualan.

“Terus bagaimana ketegasan dari Satpol PP karena di Kapasari masih ada PKL yang masih jualan,” katanya.

“Jangan sampai nanti pas disini ramai, baru mereka berbondong-bondong pindah. Saya berharap pihak Pemkot Surabaya dan Kecamatan Genteng juga bisa berfikir dengan nasib para PKL jangan hanya bisa merelokasi saja, kemudian semua selesai,” tutup Fauzi.

Sementara itu salah satu PKL yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan, semenjak direlokasi pendapatannya berkurang. Jadi, seharusnya Pemkot setempat harus punya inovasi/terobosan.

“Padahal yang direlokasi itu jumlahnya 25 pedagang, baik penjual casing, lampu dan lain-lainnya tapi nyatanya yang jualan hanya makan dan minuman saja,” katanya (@red)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Ayo ngopas ya!!!!