kabarmetronews.com

Selalu Ada & Terpercaya

Aktivis Bangkalan Mathur Kecam Kasus Dugaan Pencabulan Dilakukan oleh Oknum Lora

Bangkalan | Kabarmetronews.com – Sebuah peristiwa memilukan kembali mengguncang dunia pendidikan keagamaan di Kabupaten Bangkalan. Seorang Lora salah satu pondok pesantren di Kecamatan Galis, kabupaten setempat diduga melakukan pencabulan terhadap santri di bawah asuhannya.

Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan seksual di institusi pendidikan, khususnya yang berbasis keagamaan.

Hal ini memantik seorang aktivis senior di Bangkalan Mathur Husyairi sangat mengecam tragedi pencabulan yang terjadi di lingkungan pesantren.

“Saya selalu berdoa agar Bangkalan dijauhkan dari perbuatan keji ini, korbannya santri, anak dibawah umur. Masa depannya dinodai oleh manusia yang seharusnya mendidik, melindungi dan jadi teladan,” ungkap Mathur, Senin (1/12/2025) saat dihubungi melalui WhatsApp.

Ia juga menjelaskan bahwa korban rudapaksa dan keluarganya didampingi kuasa hukum melaporkan kejadian tersebut ke Polda Jatim

“Hari ini korban dan keluarganya melaporkan kasus ini ke Polda Jatim didampingi oleh kuasa hukumnya. Saya dan istri melakukan pendampingan psikologisnya,” katanya.

“Mudah-mudahan pihak penyidik segera melakukan tindakan tegas dan diproses hukum seadil-adilnya, demi kemanusiaan dan penegakan hukum yang berkeadilan,” tambah Mathur.

Mathur berharap para korban jangan takut untuk bersuara dan bersatu untuk melaporkan kejadian tersebut minimal berani menjadi saksi.

“Jangan biarkan temanmu sesama korban berjuang sendirian. Korban ini bukan bumper sesama korban. Solidaritas kalian ditunggu, agar menjadi penguat bagi pelapor dan pembelajaran untuk kita semua. Ingat, kejadian ini tak perlu terulang kembali di bumi Bangkalan, kota dzikir dan shalawat. Kita sayangi generasi muda kita, kita sayangi pesantren kita,” kata Mathur dengan tegas.

Selain itu, ada juga dari salah satu akun Facebook @Ahmad Annur yang menyebutkan bahwa dunia pesantren sedang di uji. Ia juga menyebut para pemangku pesantren harus mengevaluasi diri dan menjaga integritas pesantren.

“Pesantren adalah warisan leluhur yang harus kita jaga. Semoga allah mengampuni dosa dosa kita dan melindungi kita dari perbuatan keji dan hina ini,” sebut akun resmi @ahmad annur, dalam unggahannya, Senin (01/12/2025).

Sementara itu, saat media ini berupaya melakukan konfirmasi kebenarannya atas insiden yang terjadi di salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Galis, namun miris Kapolsek Galis, Iptu Achmad Afandi memilih bungkam dibandingkan menjawab pertanyaan media peristiwa yang terjadi di wilayah kerjanya.

Hingga beberapa kali ditelpon dan dikirimkan pesan melalui WhatsApp, pihaknya tidak mengindahkan. Bahkan, dirinya terkesan tidak berdaya, ada apa dengan aparat penegak hukum di Polsek Galis?.

 

(Arif).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Ayo ngopas ya!!!!