Penjelasan Buya Yahya Perihal Bolehkah Baca Al Qur’an Tanpa Wudhu
Bangkalan | Kabarmetronews.com – Kyai kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya mengurai perbedaan hukum antara membaca Al Qur’an dan menyentuh mushaf dalam keadaan tidak suci atau dalam keadaan tidak berwudhu, Jum’at (17/01/2025).
Penjelasan ini disampaikan dalam salah satu ceramahnya yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @fahrezalramadhan9120.
Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya menjawab pertanyaan tentang hukum membaca Al-Qur’an tanpa wudhu, baik dalam keadaan duduk, berjalan, maupun tiduran.
Menurut Buya Yahya, penting untuk memahami perbedaan antara hadas besar dan hadas kecil. Ia menegaskan bahwa seseorang yang berada dalam keadaan junub tidak diperbolehkan membaca Al-Qur’an.
“Jika dalam keadaan hadas besar seperti junub, jelas tidak boleh membaca Al-Qur’an. Namun, jika hanya hadas kecil atau tidak memiliki wudhu, membaca Al-Qur’an tetap diperbolehkan,” jelasnya.
“Yang tidak diperbolehkan adalah menyentuh mushaf Al-Qur’an tanpa wudhu. Ini yang harus dibedakan. Membaca Bismillah atau ayat-ayat Al-Qur’an dalam kondisi tanpa wudhu tetap diperbolehkan,” imbuhnya.
Dijelaskan oleh Buya Yahya bahwa membaca Al-Qur’an dalam kondisi tidak berwudhu tetap memiliki keutamaan. Namun, membaca dalam keadaan suci akan memberikan pahala yang lebih besar.
“Keutamaan membaca Al-Qur’an dalam keadaan berwudhu akan dilipatgandakan oleh Allah. Oleh karena itu, jika memungkinkan, berwudhu terlebih dahulu sebelum membaca Al-Qur’an adalah pilihan yang lebih baik. Jangan sampai gara-gara tidak punya wudhu, Anda tidak membaca Al-Qur’an. Tetaplah membaca, karena itu adalah ibadah yang sangat dianjurkan,” kata Buya Yahya menjelaskan.
Ia juga memberikan contoh bahwa membaca Al-Qur’an bisa dilakukan di berbagai situasi, seperti saat berjalan, duduk, atau bahkan tiduran. Kondisi tersebut tidak menjadi halangan selama tidak menyentuh mushaf secara langsung.
“Membaca Al-Qur’an sambil berjalan atau duduk, bahkan dalam keadaan tiduran sekalipun, diperbolehkan selama Anda tidak menyentuh mushaf tanpa wudhu,” katanya.
Buya Yahya mengingatkan bahwa pentingnya memahami hukum syariat ini agar tidak salah dalam melaksanakan ibadah. Ia juga menegaskan bahwa Islam adalah agama yang penuh kemudahan.
“Dalam Islam, ibadah tidak pernah dibuat sulit. Ketika ada keterbatasan, seperti tidak bisa berwudhu, Islam tetap memberikan solusi untuk tetap beribadah,” ujarnya.
Penjelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada umat Islam agar tetap semangat membaca Al-Qur’an di berbagai keadaan. Buya Yahya juga mengajak umat Islam untuk terus memperbanyak membaca Al-Qur’an sebagai bekal di akhirat.
“Al-Qur’an adalah pedoman hidup kita. Jangan pernah menjauh darinya, meskipun dalam keadaan yang terbatas,” tegasnya.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa membaca Al-Qur’an bukan sekadar membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkan isi kandungannya.
“Ketika membaca Al-Qur’an, niatkan untuk mendapatkan petunjuk dan keberkahan. Bacalah dengan hati yang khusyuk dan penuh keimanan,” bebernya.
Penutup dari ceramah ini menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan Al-Qur’an dalam setiap kondisi. Buya Yahya berharap agar setiap muslim selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah membaca Al-Qur’an.
“Bacalah Al-Qur’an setiap hari, meskipun hanya satu ayat. Jadikan itu kebiasaan yang tidak terputus,” pesannya.
Dengan penjelasan ini, umat Islam diharapkan dapat memahami bahwa membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang fleksibel, tetapi tetap harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Keutamaan membaca dalam keadaan suci tetap menjadi anjuran yang utama.
Semoga umat Islam dapat terus memanfaatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an, baik dalam keadaan berwudhu maupun tidak, selama tidak melanggar syariat yang ada.
Penulis : Arif
Editor : Redaksi