Dapat Suntikan Dana APBN Rp 10 Miliar, Aktivis Bangkalan Desak Keamanan Jembatan Suramadu dan Sekitarnya Ditingkatkan

Bangkalan | Kabarmetronews.com – Jembatan Suramadu merupakan jembatan penghubung antara Surabaya dan Madura dalam beberapa bulan ini menjadi sorotan publik.
Pasalnya, jembatan yang seharusnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura. Akan tetapi kasus kriminalitas yang makin meresahkan bagi masyarakat pengguna jembatan Suramadu.
Kini tengah menjadi pusat perhatian bukan karena pesonanya, tetapi karena lonjakan kasus kriminal yang meresahkan di sepanjang jalur ikonik ini.
Tak hanya gagal dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura. Untuk merawat jalan di kaki jembatan saja, masih dikeluhkan publik. Banyak jalan berlubang dan bergelombang. Padahal anggaran tiap tahunnya mencapai miliaran.
Informasi yang diperoleh jurnalis Kabarmetronews.com Sabtu (8/3/2025) anggaran pemeliharaan Jembatan Suramadu mencapai Rp 10 miliar.
Sumber anggaran ini dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang di gelontorkan ke Kementerian PUPR. Termasuk Rp 428 juta dan Rp 285 juta untuk pemeliharaan jalan akses Jembatan.
Aktivis Bangkalan, Yodika Saputra, SH mendesak agar keamanan di Suramadu ditingkatkan. Pasca digratiskan disinyalir manjadi jalan pintas para kriminal seperti begal, jambret, penadah, hingga curanmor.
“Banyak masukan pada kami. Suramadu itu jadi perlintasan para curanmor. Baik dari Madura ke Surabaya ataupun sebaliknya. Itu karena minimnya pengawasan dari pihak keamanan,” papar Yodika. Sabtu (8/3/2025) malam.
Meningkatnya angka kriminal itu membuat warga khawatir akan keselamatan mereka saat melintas di jembatan. Beberapa pengemudi bahkan memilih untuk menghindari Suramadu pada malam hari demi mengurangi risiko menjadi korban kejahatan.
“Salah satu solusi yaitu pos keamanan harus aktif. Jumlah personel keamanan yang berjaga ditambah khususnya di malam hari, serta memasang sistem pemantauan CCTV yang lebih modern untuk mencegah tindak kriminal. Seperti aksi bunuh diri yang sering terjadi di area Suramadu,” paparnya.
Kembali ke persoalan anggaran Rp10 miliar. Yodika menyebut masih banyak keluhan bagi pengendara roda dua. Lantaran kurangnya perawatan jalan. Salah satu keluhan itu dari Mujib warga Labang, Bangkalan.
Mujib Kesehariannya berjualan di depan pintu keluar Jembatan Suramadu arah Madura. Dirinya mengeluhkan banyak jalan berlubang dan bergelombang yang menimbulkan pengendara roda dua terjatuh. Tepat lokasinya sebelum pintu masuk Suramadu arah Madura.
“Ya memang banyak lubang di pintu masuk arah Madura ke Surabaya. Banyak korban jatuh lalu meninggal. Rata-rata korban kritis. Kami harap pemerintah segera memperbaiki. Untuk mengurangi angka kematian karena jatuh saat berkendara,” papar Mujib saat dimintai keterangan.
Yodika pun tak menyangkal memang jalan berlubang itu fakta adanya. Apalagi, ditambah lampu yang banyak mati di sepanjang jalan akses Suramadu.
Dengan anggaran sebesar itu, seharusnya tak ada lagi keluhan terhadap pengelolaan jembatan Suramadu. Jalan diperbaiki. Lampu dihidupkan semuanya. Penjagaan diperketat. Hal itu demi keamanan dan citra jembatan Suramadu.
“Seolah setiap kejahatan pintu masuknya berasal dari Jembatan ini,” katanya.
Penulis : Arif
Editor : Redaksi